Rabu, 20 Februari 2013

....


“aku adalah kunang-kunang. Dalam gelap aku terbang, dalam gelap aku terang. Dan jadilah kau senja, karena gelap kau ada, karena gelap kau indah. Aku hanyalah kunang-kunang dan engkau hanyalah senja. Saat gelap kita berbagi, saat gelap kita abadi.”
“jika memang cinta adalah harapan, aku hanya bisa berucap, adalah cinta yang menemani aku, adalah asa yang berjalan bersamaku, adalah engkau yang datang bersama mereka untuk aku.”

                                                                                 ***
Selamat malam, jarak !
Mungkin benar, aku sama dengan mereka
Rapuh karenamu dan nyaris tidak berdaya dihadapanmu
Apa yang terjadi besok, bukan untuk diketahui sekarang
Dan apa yang sudah terjadi kemarin, bukan untuk dilupakan
Dan jadilah aku bersama dengannya ..
Aku dan engkau,
Kita berbeda namun kita sama
Berdiri dipersimpangan untuk sebuah penantian
Apakah engkau tahu, ketika aku menyambut hangat kehadiranmu didepanku
Saat itulah aku yakinkan masa depanku bahwa engkaulah yang akan bersamaku menghampirinya di depan
Bukan hal baru aku mengenal mereka,
Karena diantara mereka ada engkau yang menyakinkan aku
Aku dan engkau abadi karena mereka ..

***
Saat gelap mengulur asa, saat perjumpaan tidak lagi dipertemukan
Aku yakin, saat itulah kita abadi
Aku disini, tidak pernah pergi
Aku menunggumu,
Hingga jarak lelah memisahkan kita
Aku tetap menunggumu,
Hingga waktu merelakan kita untuk bersama..
Aku dan engkau,
Bukan hal mudah untuk menyakinkan Tuhanku jika engkaulah pilihanku
Aku dan engkau,
Meskipun bukan aku yang menjadi pertama dihatimu
Namun aku sedang mempersiapkan hatiku untuk menjadi yang terakhir untukmu
Senjaku, jadilah indah untuk malamku
Jangan biarkan hujan mengusik sayapku
Karena ketika engkau datang, aku dengan setia menemanimu hingga malam menjelang
Jadilah kebahagiaan itu milik kita
Aku dan engkau,
Senja bertabur kunang-kunang ..

***
Ketika aku merasa bahwa aku merindukan kehadiranmu
Apakah ini bernama cinta ?
Kehadirannya tidak pernah aku minta
Kita bukan cerita baru,
Aku dan engkau datang dari cerita lama itu
Cerita yang datang tanpa diharapkan dan pergi dengan air mata
Aku dan engkau (sekali lagi)
Dan jika airmata itu nanti harus terjatuh,
Yang aku tau engkau bahagia meski bukan dengan aku
Aku dan engkau,
Jangan pernah berharap lebih,
Karena aku hanya dapat menjanjikan kesetiaan ketika aku tahu engkau melakukan hal yang sama,
Yakinkan aku, dan aku akan bersama denganmu membawanya menjadi lebih baik
Karena masa depan, ada ditangan kita

***
Dan jika cinta adalah harapan,
Jangan takut,
Karena aku ada bersamanya untukmu
Yakinkan hatimu dan semua akan menjadi sama seperti keyakinanmu
Karena jika engkau mengabaikannya,
Harapan itu tidak akan pernah terpikirkan dan cinta tidak akan pernah datang.
Aku dan engkau,
Dua didalam satu dan satu diantara dua!
Relakan, ketika jarak dan usahamu memperjuangkannya
Karena ketika semua itu terlewatkan, jangan pernah berkata “aku menyesal.”
Engkau adalah dimana kembali aku belajar mengenai kehidupan
Karena kehidupanmu, nafasmu, kebiasaanmu akan menjadi bagian indah dalam hidupku
Berikan semuanya dan aku akan menjaganya
Sesuatu yang baru yang akan menjadi bagian dari aku
Karena engkau adalah aku, dan aku adalah kau.
Jadilah kita didalamnya
Bersama waktu, jarak dan keabadian kita berjalan
Ya, hanya senja dan kunang-kunangnya didalam gelap ...

By : YN
readmore »»  

Gadis Dengan Setangkai Mawar ... :)


John Blanford berdiri tegak di atas bangku di Stasiun Kereta Api sambil melihat kearah jarum jam, pukul 6 kurang 6 menit. John sedang menunggu seorang gadis yang dekat di hatinya, tetapi dia tidak mengenal wajahnya. Seorang gadis dengan setangkai mawar.
Lebih dari setahun yang lalu, John membaca buku yang dipinjamnya dari perpustakaan. Rasa ingin tahunya terpancing saat ia melihat coretan tangan yang halus di buku tersebut. pemilik terdahulu buku tersebut adalah seorang gadis bernama Hollis Molleoin. Hollis tinggal di New York dan John di Florida. John mencoba menghubungi sang gadis dan mengajaknya untuk saling berkirim surat. Beberapa hari kemudian, John dikirim ke medan perang. Mereka terus saling menyurati selama hampir 1 tahun. Setiap surat seperti layaknya bibit yang jatuh di lantai yang subur dalam hati masing-masing dan menumbuhkan jalinan cinta diantara mereka.
John berkali-kali meminta agar Hollis mengirimnya sebuah foto. Akan tetapi sang gadis selalu menolak, kata sang gadis, “kalau perasaan cintamu tulus, John. Bagaimanapun paras saya tidak akan mengubah perasaan itu. Kalau saya cantik, selama hidup saya akan bertanya-tanya apakah mungkin perasaanmu itu hanya dikarenakan kecantikan saya saja. Kalau saya biasa-biasa atau cenderung jelek, saya takut kamu akan terus menulis hanya karena kamu merasa kesepian dan tidak ada orang lain lagi tempat kamu mengadu. Jadi, sebaiknya kamu tidak usaha mengetahui paras saya. Sekembalinya kamu ke New York, kita akan bertemu muka. Pada saat itu, kita akan bebas menentukan apa yang akan kita lakukan.”
Mereka berdua membuat janji untuk bertemu di stasiun pusat di kota New York pada pukul 6 sore setelah perang usai. “kamu akan mengenali saya, John. Karena saya akan menyematkan setangkai bunga mawar merah pada kerah baju.” Kata Hollis.
Pukul 6 kurang 1 menit, sang perwira muda semakin gelisah. Tiba-tiba, jantungnya serasa hampir copot, dilihatnya seorang gadis yang sangat cantik berbaju hijau lewat di depannya, tubuhnya langsing, rambutnya pirang bergelombang, matanya biru seperti langit, luar biasa cantiknya. Sang perwira mulai menyusul sang gadis, dia bahkan tidak menghiraukan kenyataan bahwa sang gadis tidak mengenakan bunga seperti yang telah disepakati. Hanya tinggal 1 langkah lagi ketika John melihat seorang wanita berusia 40 tahun mengenakan sekuntum mwar merah di kerahnya. “ooo.. itu Hollis!!!”
Rambutnya sudah mulai beruban dan agak gemuk, gadis berbaju hijau hampir menghilang. Perasaan sang perwira muda mulai terasa terbagi dua, ia ingin berlari mengejar sang gadis cantik. Di sisi lain, ia tidak ingin menghianati Hollis yang lembut dan telah menemaninya selama masa perang. Tanpa berpikir panjang, John berjalan menghampiri wanita yang berusia setengah baya itu dan menyapanya. “nama saya John Blanford, anda tentu saja Nona Hollis. Bahagia sekali bisa bertemu dengan anda. Maukah anda makan malam bersama saya?”
Sang wanita tersenyum ramah dan berkata, “Anak muda, saya tidak tahu apa arti semua ini. Tetapi seorang gadis berbaju hijau yang baru saja lewat memaksa saya untuk mengenakan bunga mawar ini dan dia mengatakan kalau anda mengajak saya makan, maka saya diminta untuk memberitahu anda bahwa dia menunggu anda di restoran di ujung jalan ini. Katanya semua ini hanya untuk menguji anda.” ...

“Kita tidak bisa benar-benar yakin akan suatu hal, sebelum hal itu di uji. Demikian pula dengan perasaan cinta. Suatu relasi mencapai kesetiaannya setelah mengalami berbagai ujian dan salah satunya ujian kesetiaan.”
Apakah kita sudah cukup setia dengan pilihan kita ataukah dengan mudah berpaling kepada yang lain ? :) 
readmore »»